Perkembangan
teknologi komputer di Dunia Perbankan
1.
Perkembangan teknologi komputer di Perbankan
Semakin majunya teknologi di dunia transaksi perbankanpun
mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan
nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke
cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk
menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi
berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan
dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.Dalam dunia
perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah
strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses
inovasi produk dan jasa seperti :
– Adanya transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
– Adanya ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
– Penggunaan Database di bank – bank.
– Sinkronisasi data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan
adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih
hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference.Sedangkan di rumah
dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting),
dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file.
Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan
internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang
memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
2. Kriteria Pemilihan Teknologi Perangkat Lunak Perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer system, dan otomatisasi kliring.Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas
pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan
teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik
sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi
untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan
informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga
dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin
kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi
TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan
digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang
perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan
ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini
memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan
ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan
kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang
akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan
memberikan nilai tambah terhadap bank.
Sebagai
contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat
atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang
menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal
ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan
tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut
menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan
nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria
pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank
secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan
Data
Jenis dan klasifikasi data
bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh software yang akan
digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta
frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan memory computer yang
besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh
BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm
operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative
kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu
berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian
hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa
diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap
bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau
informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel
dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan
prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk
menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan
data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software
computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan
pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah
dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software
tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan
proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang
dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan
perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat
mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan
memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi yang
dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti.
Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam
proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh
pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi
lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan
diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek
pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan
tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut
pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan
software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya
merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable
file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi
seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software
tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami
software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code. Struktur informasi dan hubungan antar
sub sitem aplikasi bank HUBUNGAN
ANTAR SUB SISTEM APLIKASI PADA OPERASIONAL BANK
Konsep front
office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih
mendekati sisi bank sebagai lembaga keuangan yang harus mencatat,
mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan
system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan
sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan
sumber : https://arifashkaf.wordpress.com/2016/03/11/perkembangan-teknologi-komputer-di-dunia-perbankan/
. Teknologi
Perbankan
Teknologi perbankan saat ini telah
mencapai pada level yang dikatakan maju dibandingkan beberapa tahun kebelakang.
Produk-produk yang dihasilkannyapun cukup banyak, saya akan menjelaskan
beberapa produk bank yang saya dapat dari pelajaran Terapan Komputer Perbankan. Pertama
yaitu ATM atau yang dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri. Ini merupakan produk
bank yang sudah sangat kita kenal atau jumpai hampir disetiap tempat dan bahkan
merupakan mesin kasir otomatis pengganti orang karena kita tidak perlu lagi harus
mengantri panjang untuk hanya melakukan pembayaran, penarikan atau penyetoran
dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Menurut perbankan berdasarkan
jenisnya ATM berfungsi sebagai berikut :
· Multifungsi
· Tarik
Tunai
· Non
Tunai
· Setoran
Tunai
Pengoperasian ATM dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu Onpromise yaitu terhubung dengan server dimana ATM
tersebut ditempatkan. Dan Offpromise yaitu pengoperasian ATM yang menggunakan
satelit khusus. Strategi pengelolaan yang dapat dilakukan ATM yaitu
dilakukan sendiri atau bersama. Kalau contoh dikelola sendiri itu in house dan
out sourcing. Kalau in house pasti tidak sulit kita temui.
Contohnya itu bila kita melihat dimesin
ATM hanya terdapat satu nama bank saja maka itu disebut in house. Sedangkan
bila kita melihat banyak nama bank pada satu mesin ATM maka itu dapat dikatakan
out sourcing. Sedangkan bila stategi pengelolaan yang dikatakan bersama itu
seperti joint ventura dan pihak ke-3. Kedianya memiliki arti yang hamper sama
yaitu bank bergabung dengan pihak lain selain bank mereka sendiri dan
membayarkan sewa pada pihak tersebut.
Yang kedua dari teknologi perbankan
yaitu Kartu Plastik. ATM tidak akan berfungsi bila tanpa kartu plastik ini.
Kartu plastic memiliki banyak jenisnya diantaranya :
· Credit
card
· Smart
card
· Debit
card
· Private
label card
· Change
card
Dimulai dari credit card, pastilah tidak
asing kita mendengar kata-kata ini apa lagi belakangan ini banyak kamsus yang
berkaitan dengan kartu ini. Bank lebih berminat menarik nasabah melalui kartu
ini hal tersebut dikarenakan bunga yang dibebankan lebih besar dari pada bunga
dari tabungan. Sehingga kita perlu lebih berhati-hati bila menggunakan kartu
ini. Smart cart, pasti kurang fasi kita dengar tapi bila disebut dengan
kartu flash pasti banyak yang mengerti. Kartu flash keluaran BCA itu merupakan
contoh dari smart card tersebut. Yang membedakan kartu ini dengan kartu yang
lain yaitu kartu ini kita isikan saldo terlebih dahulu kemudian baru dapat kita
gunakan dan tidak ada potongan ataupun bunga yang dibebankan kepada kita. Serta
tidak terhubung dengan rekening kita.
Kartu yang kita miliki dikatakan debit
card. Atau kartu yang kita lakukan untuk penarikan tunai, pembayaran, atau
pengiriman uang. Semua itu merupakan kegunaan dari kartu ini. Selain itu pada
kartu ini bunga yang didapat lebih kecil dibandingkan dengan credit card. Pada
proses atau transaksi yang dilakukan dengan menggubnakan kartu ini terhubung
dengan rekening yang kita miliki. Change card pasti belakangan ini sangat
jarang kita dengar. Tetapi bank mengeluarkan kartu ini. Sama halnya dengan
credit card yaitu melakukan pinjaman dan tidak terhubung ke rekening kita.
Tetapi yang membedakan yaitu cara pelunasannya. Bila credit card dapat
melakuakn pelunasan secara bertahap atau setiap bulan tetapi lain halnya dengan
kartu ini. Kartu ini membebankan nasabah dengan melunasi seluruh pinjaman yang
dilakukan sesuai dengan jatuh tempo yang telah disepakati.
B. Perkembangan
Teknologi yang Diterapkan dalam Perbankan
Semakin
majunya teknologi di dunia transaksi perbankan pun mulai mengunakan teknologi
berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya
melayani nasabah dengan harus bertemu/nasabah datang ke cabang-cabang bank yang
disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih
mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang
sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah
banyak diterapkan bank.
Dalam
dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam
proses inovasi produk dan jasa seperti :
· Adanya
transaksi berupa Transfer uang via mobile maupun via teller.
· Adanya
ATM ( Auto Teller Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
· Penggunaan
Database di bank – bank.
· Sinkronisasi
data – data pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan
adanya jaringan computer hubungan atau komunikasi kita dengan klien jadi lebih
hemat, efisien dan cepat. Contohnya : email, teleconference. Sedangkan di rumah
dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting),
dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file.
Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan
internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang
memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada
dunia perbankan, perkembangan teknologi informasi membuat para perusahaan
mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam
proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya pelayanan electronic transaction
(e-banking) melalui ATM, phone banking dan Internet Banking misalnya, merupakan
bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah pelayanan transaksi manual
menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
C. Kriteria
Pemilihan Teknologi Perangkat Lunak Perbankan
Lembaga
keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat dan intensif
dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan teknologi
computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini meliputi
pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan fasilitas
jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana secara
otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan
internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis
teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM),
berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer
system, dan otomatisasi kliring. Fungsi teknologi informasi (TI) telah
mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI
yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen,
atau unit kerja khusus tersendiri.
Fasilitas
pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi
dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai
dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk
menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan
informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga
dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin
kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi
TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan
digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang
perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan
ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini
memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan
ditawarkan di pasar relative banyak. Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya
relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila
menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam
valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh
melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran
giral.
Kriteria
pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank
secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan
dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis
dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar
memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor
yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin
besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan
geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan
(Flexibility)
Operasional
bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah
di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa
diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap
bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau
informasi dasar yang diolahnya sama. dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem
Keamanan
Sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system
keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah;
serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan
fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan
penggunaan (user friendly)
Pengertian
mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke
software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah
mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan
output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam
kegiatan perbankan secara keseluruhan.
5. Sistem
Pelaporan (Reporting system)
Data
atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan
mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas
tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang
bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan
setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek
Pemeliharaan
Kinerja
software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi
ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak
sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan
ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi
atau pengembangan software.
7. Source
Code
Software
perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga
menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah
atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas
tambahan dari software tersebut.
8. Struktur
informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan
antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.Konsep front office yang lebih
mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank
sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau
mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan
terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap
pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan. Saat ini bank ritel di Indonesia
memiliki produk dan layanan:
· Tabungan
· Deposito
· Giro
· Kartu
Debit
· Kartu
Kredit
· Perdagangan
Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
· Trend
Transaksi
Jenis
transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang
memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang
berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan. Sebagai gambaran BCA
dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai
fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut
rata-rata 821.000 transasik dilakukan melalui ATM, dengan kata lain tingkat
pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim
dilakukan meliputi:
· Mengecek
saldo
· Fasilitas
Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
· Fasilitas
untuk menerima Pembayaran (speed collect)
· Pembukaan
dan pengecekan L/C
· Layanan
On Line Banking
Dipicu
oleh perkembangan Internet makinMeningkatnya kemampuan hardware dan software
dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank
akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking. Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase
Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan
transakasi real-time
D. Ketersediaan
Teknologi dan Dampaknya
Perkembangan
teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu
oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi
Telematika. Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis,
tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan
dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Berikut
diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
1. Internet
Merupakan
jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang
menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem. Manajemen operasinya
diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan International
Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem
dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas mencari informasi
keseluruh belahan dunia.
2. Intranet
Komunikasi
intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat bertukar
informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi
kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya
(private network).
3. Extranet
Jaringan
komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk
saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan
pelaku bisnis lainnya.
4. World
Wide Web (www)
Entitas
yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas
dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links
“hypertext”. Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke
Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di
Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
5. e-
commerce
Merupakan
aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang menjadikan
setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara digital ke
perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
E. Contoh Kasus/Masalah Dalam
Dunia Perbankan
Kejahatan
terhadap pelayanan perbankan merupakan salah satu bentuk kejahatan yang selama
ini sering terjadi di banyak tempat. Beberapa di antaranya sudah ditangani
dengan baik, namun masih saja terus berulang dengan modus yang bervariasi.
Misalnya mulai dari tindakan perampokan atas petugas bank maupun terhadap
nasabah yang baru saja melakukan transaksi di bank. Di samping itu ada juga
tindakan yang mengelabui data perbankan yang akibatnya merugikan nasabah,
termasuk dengan cara mengganggu proses transaksi melalui pemanfaatan teknologi
internet. Akan tetapi, kini, satu pola pembobolan uang nasabah yang disimpan di
bank mulai menggejala. Bentuknya adalah menyalahgunakan data dalam pemanfaatan
anjungan tunai mandiri (ATM). Kejahatan ini telah membuat nasabah resah. Uang
nasabah pun dikuras habis tanpa sepengetahuan si pemilik tabungan. Peristiwa
seperti ini marak terjadi, seperti di Jakarta dan Bali. Kenyamanan menggunakan
mesin ATM pun kini masih melemah. Padahal, penggunaan transaksi dengan cara
seperti ini tujuannya adalah memudahkan nasabah, dengan memberi rasa aman dan
kepraktisan.
Kemudian
pihak bank juga mengalami kerugian. Baik kerugian material, juga kerugian
psikologis. Bagaimanapun, bila terus-menerus terjadi kejahatan seperti ini akan
berimplikasi bagi ketidakpuasan nasabah yang pada gilirannya akan mendatangkan
ketidakpercayaan terhadap pelayanan dunia perbankan. Bank tanpa kepercayaan
nasabah akan mengalami kekeringan. Sebab, bukan tidak mungkin para nasabah akan
menarik dananya dari bank. Dunia perbankan secara umum pun akan mengalami
ketidaknyamanan.
Bagaimanapun
jika kita hendak membangun iklim perbankan yang sehat, untuk kemudian memacu
dunia ekonomi, harus ada pelayanan perbankan yang nyaman dan terpercaya. Itu
tugas pemerintah dan pihak bank. Artinya, dalam setiap pelayanan perbankan,
jangan sampai menimbulkan kerugian terhadap nasabah, meski itu dilakukan oleh
orang-orang yang tak bertanggung jawab, seperti pembobolan ATM milik nasabah.
Artinya harus ada tanggung jawab atau umpan balik dari kepercayaan para nasabah
terhadap bank. Dalam kaitan kasus kegiatan perbankan seperti yang terjadi
akhir-akhir ini, kita mendukung langkah pihak Bank Indonesia yang memerintahkan
bank untuk mengganti kerugian yang dialami para nasabah. Dari informasi yang ada,
beberapa peristiwa yang sudah terjadi, kerugian nasabah diperkirakan mencapai
angka 5 miliar rupiah. Belum lagi kerugian yang belum terdeteksi dan belum
dilaporkan.
Ke
depan, bagi seluruh pemangku kepentingan terhadap dunia perbankan, apakah itu
pihak BI, bank-bank yang ada, dan juga pemerintah, yang penting diutamakan
adalah bagaimana memberikan rasa aman terhadap nasabah. Dan indikasi bank mampu
atasi masalah tersebut adalah masyarakat aman melakukan transaksi termasuk
dengan menggunakan ATM. Masyarakat harus percaya terhadap apa yang ditawarkan
bank. Data nasabah harus terjaga betul. Di samping itu, para nasabah juga
diharapkan kehati-hatiannya dalam menggunakan Kartu Anjungan Tunai Mandiri.
Pasalnya, berbagai bentuk kejahatan itu dilakukan dengan cara skimming data,
yaitu pencurian data nasabah yang tersimpan dalam kartu atau pengintipan nomor
identitas personal (PIN).
F. Masalah
Sistem Tekonologi Perbankan
Sistem
informasi berbasis IT merupakan kebutuhan primer di era modern apa lagi sudah
menjadi kebutuhan yang harus di penuhi pada perusahaan-perusahaan. Dengan
informasi yang begitu banyak, dibutuhkan sistem informasi menejemen yang
terstruktur dengan baik dan diolah dengan profesional. Diperlukan sistem yang
baik dalam mengolah informasi pada suatu organisasi informasi dan bank. Karena
pengolahan informasi sangat mempengaruhi hasil kerja, kemampuan dan efisiensi
perusahaan atau bank. Keamanan sistem informasi pada bank merupakan hal yang
utama. Dikarenakan informasi nasabah. Adalah informasi yang harus dilindungi
bank dari penjahat. Apabila sistem informasi di kuasai oleh penjahat tersebut
maka bank akan mengalami ancaman kebangkrutan serta merugikan nasabah. Pada
bank, penjahat/hacker terdapat sasaran yang dapat mengancam bank dan menjadi
sebuah resiko menejemen resiko, yaitu : data, sistem aplikasi, pengetahuan
teknologi, fasilitas yang dimiliki bank, nasabah.
1. Resiko
Data
Data
merupakan sasaran utama yang dimanfaatkan pelaku kejahatan/hacker untuk
mendapatkan informasi mengenai nasabah. Oleh sebab itu pelindungan data sangat
di butuhkan oleh bank dengan cara enkripsi – enkripsi data tersebut.misalnya
pada ATM dimana pejahat melakukan penyadapan nomor PIN dengan cara mengakses
data yang sudah disimpan sebelumnya pada mesin ATM dan sebelum itu melakukan
pembobolan terhadap server yang tersambung dengan komputer mesin ATM.
2. Resiko
Sistem Aplikasi
Sistem
aplikasi merupakan sistem software aplikasi yang digunakan oleh bank dalam
memberi fasilitas pada nasabah. Layanan yang dapat dilakukan oleh nasabah
adalah transaksi. Disamping itu aplikasi dalam melayani nasabah. Dibutuhkan
pula aplikasi keamanan data/informasi.
3. Resiko
Teknologi
Teknologi
sangat berpengaruh terhadap sistem aplikasi komputer yang digunakan oleh bank.
Oleh sebab itu diperlukan teknologi yang dapat memberi keamanan sehingga
terhindar dari tindakan kejahatan. Teknologi yang lama akan mudah dipelajari
oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu dibutuhkan teknologi
pendukung seperti kamera dan mesin ATM yang memiliki sistem keamanan yang baik.
selain itu mesin ATM juga harus sudah mempunyai standar internasional / ISO dan
mendapatkan sertifikasi ISO.
4. Resiko
Fasilitas
Fasilitas
yang didapatkan nasabah sudah dapat bekerja dengan baik. nasabah dapat memahami
fasilitas transaksi dan mengambil uang dengan nyaman. Diperlukan juga teknisi
yang handal dalam memberi pengaturan terhadap fasilitas yang diberi oleh bank.
5. Resiko
Nasabah
Pihak
bank juga perlu memberi informasi mengenai cara agar tabungan nasabah tidak di
bobol oleh penjahat. Seperti
· Menjaga
kerahasiaan PIN
· Memperhatikan
Kondisi fisik ATM
Menggunakan
kartu ATM pada merchant yang bekerja sama dengan pihak perbangkan. Apabila
terjadi alat yang mencurigakan yang tersambung kepada ATM. Lapor kepada pihak
bank. Gunakan ATM yang aman lokasinya, Jangan mudah percaya dengan bantuan
orang lain di lokasi sekitar ATM.
G. Fungsi
Teknologi Informasi di Bank
Fungsi
teknologi informasi di sector keuangan, termasuk perbankan secara umum adalah
untuk meningkatkan daya saing bank yang ditunjukkan dengan kecepatan,
ketepatan, efisiensi, produktifitas, validitas dan pelayanan yang semakin
meningkat. Peningkatan kinerja dan saya saing bank tersebut dimungkinkan
dengan keberadaan teknologi informasi yang bias berfungsi sebagai media yang
bias melakukan transaksi, mencakup wilayah geografis yang luas, analisis data,
otomatisasi operasional bank, penyedian informasi, memproses kegiatan bank
secara sekuensial, pengelolaan pengetahuan berbasis teknologi, serta fungsi
disintermediasi yang memungkinkan pihak bank dan nasabahnya seolah-olah tidak
ada penghalang dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing. Fungsi Teknologi
informasi dan kaitannya dengan peningkatan daya saing dapat dilihat pada gambar
berikut:
A. Jenis Informasi di
Bank
Komputer pada dasarnya merupakan pengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat untuk para penggunanya. Berbagai jenis
informasi yang relevan dan dibutuhkan oleh bank dapat dilihat pada Gambar
berikut.
Informasi-informasi diatas sebagian
besar bisa diproses dan disediakan oleh teknologi computer, terutama
untuk internal operating system dan customer information yang bisa diproses
melalui banking application system. Informasi lainnya pada umumnya lebih bersifat
eksternal, yang juga bisa diakses atau diperoleh melalui teknologi juga,
misalnya dengan teknologi internet atau media komunikasi lainya yang bersifat
public.
B. Trend Produk
Sistem Informasi Perbankan
Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki
produk dan layanan seperti berikut :
· Tabungan;
· Deposito;
· Giro;
· Kartu Kredit;
· Kartu Debit; dan
· Valas.
· Trend Transaksi
· Deposito;
· Giro;
· Kartu Kredit;
· Kartu Debit; dan
· Valas.
· Trend Transaksi
Jenis transaksi kini semakin beragam, baik
menggunakan Kartu Debit, Kartu kredit yang memanfaatkan Debit Accsses
Transaction atau jaringan ATM umumnya di Cashier (outlet, gerak, tempat
perbelanjaan).
http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-teknologi-perbankan.html
nomer 2
Kriteria pemilihan
teknologi perangkat lunak perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah lebih cepat
dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam menerapkan
teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah. Jasa-jas ini
meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui computer dengan
fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan pengambilan dana
secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic; homebanking dan
internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh jenis
teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine (ATM),
berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund transfer
system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami perubahan dan
perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang semakin khusus
mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus
tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya
skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek
kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini
merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi
secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank.
Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun,
melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud
adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan
usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat
waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank
Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan
jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang
digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank
dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank
Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis
software yang ada dan ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum
pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau
kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan
benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap bank.
Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya
Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system
aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau
pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi
dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral.
Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih
besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan
software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan
dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa
ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi
keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian
yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan
prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan
mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan
geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan
(Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang
berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya
tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer
sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang
mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama.
Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang
kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank
memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau
keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak
lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus
menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan
penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai
(user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai
kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap
input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi
penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi
computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan
memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan
(Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam
bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang
lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau
penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan
dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa
dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama
bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam
arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang
relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan
teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah
di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative
tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan
atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika
pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa
pemrograman aslinya atau source code.
8. Struktur informasi
dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.Konsep
front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang
lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat,
mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan
system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan
sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Trend Produk Sistem
Informasi Perbankan
Saat ini bank ritel di
Indonesia memiliki produk dan layanan:
1. Tabungan
2. Deposito
3. Giro
4. Kartu Debit
5. Kartu Kredit
6. Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade
Finance)
Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit,
Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction
umumnya di Cashier yang
berlokasi di gerai,
outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi
2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik
8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi
tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain
tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang
sudah lazim dilakukan meliputi:
·
Mengecek saldo
·
Fasilitas Pembayaran:
Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
·
Fasilitas untuk
menerima Pembayaran (speed collect)
·
Pembukaan dan
pengecekan L/C
Layanan On Line
Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte;
bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan
transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan
komputer on-line.
Dipicu oleh
perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan
kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan
berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase
Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja
menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan
berbasis on-line seperti:
·
Packet S/W (Windows)
gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
·
Packet software keuangan
(Quicken, MoneyOne, BankNow)
·
Packet Entreprise
Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat
dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan
tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang
dimiliki oleh setiap Bank.
Ketersediaan Teknologi
dan Dampaknya
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah
ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi
dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis,
tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan dan harga
jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi
serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati
ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan
pertumbuhan bisnisnya.
Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan
media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan
setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP)
yang terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu
dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau
hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat
sesama karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media
penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di
internal perusahaannya (private network).
C. Extranet
Jaringan komunikasi
yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk saling bertukar
informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis
lainnya.
D. World Wide Web (www)
Entitas yang paling
cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas dan kemudahan
dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links “hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke
Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di
Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E. e- commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas
Internet, yang menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung
tersambung secara digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan
transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat
ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business to Customers
Agar keduabelah pihak
dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus dibangun 2 sistem
yang terintegrasi:
1. Interactive order entry and
processing
Menjamin tersedianya
fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace),
Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai
pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line
payment
Fasilitas internet
yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line antara pembeli ke Bank
atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi persyaratannya
(e-fulfillment).
Fasilitas ini
menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail,
pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
F. e- retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel
melalui internet akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur
internet telah memantapkan diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan
tercepat.
Umumnya kegiatan
e-retail meliputi:
a. Pengembangan
model bisnis
b. Disain situs
WEB
c. Pengembangan
dan manajemen kontent
d. Kemitraan dan
aliansi
e. Akusisi
pelanggan
f. Desain rantai
persediaan
g. Model
pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana
skalabilitas
i. Integrasi dan
eksekusi balik layar (back end)
j. Cara
mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi jangka
panjang
Beberapa hal
perbedaan e-retail dengan retail konvensional :
1.
Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2. Akses
pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3. Area jual
beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan permintaan
konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4. Kemantapan
eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga
menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci
pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1. Kesempurnaan
operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi perubahan atas
upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2. Terobosan
dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap
proses.
3. Menciptakan
kerjasama baru
4. Mengolola
kompleksitas dalam waktu seketika
5. Mengoptimalisasi
hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam
mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain menyegmentasi
berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan
jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan e-retailing.
G. e- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet
protocol untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat
dan murah. Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan SIM
on-line.
H. e- resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan
Bagi Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih
diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak
pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam,
kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA
tersebut dikelola secara on-line ke Bank.
I. LAN –sharing
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat
digunakan bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan
pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan
data base masing-masing pengguna.
J. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan
untuk pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to
date hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu
kesatuan yang saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis
dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh
teknologi di atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan
banyak manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya,
sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk membangun berbagai keunggulan
dalam memenangkan persaingan yang cenderung semakin terbuka dan meng-global.
Tabel di bawah menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi
yang langsung berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi
perusahaan.
Enterprise Solutions
Framework
4. Perusahaan Terextensi
|
Transaksi Pelanggan dan PenyuplaiPenjualan
dan transaksi lainnya secara online
|
Komunikasi MarketingBerhubungan dengan
pemegang saham di luar
|
Pembangunan EkosistemPengoperasian aliansi,
pasar, kelompok yang berminat
|
Sistem untuk menghadapi pasarMenggunakan
cyberspace sebagai ruang bisnis utama
|
|
EXTRANET
|
|||||
3. Perusahaan Terintegrasi
|
Sistem Data dan Aplikasi perusahaanMembangun
database dan aplikasi perusahaan
|
Komunikasi seluruh perusahaanMendorong
komunikasi fungsi-silang
|
Manajemen Pengetahuan PerusahaanMeningkatkan
Modal intelektual
dan praktek-praktek terbaik
|
Inovasi Proses PerusahaanMerekayasa ulang
proses bisnis
|
|
2. Kelompok kerja terotomasi
|
Sistem Data dan Aplikasi Kelompok
kerjaMembangun database dan aplikasi departemen
|
Komunikasi Kelompok kerjaMendorong
komunikasi fungsi-silang
|
Kolaborasi Kelompok KerjaMampu melakukan
penemuan dan pembuatan keputusan secara kolektif
|
Inovasi Proses Kelompok kerjaMemperbaiki
pelaksanaan dan pengendalian alur kerja
|
|
INTRANET
|
|||||
1. Individu yang berkompeten
diberdayakan
|
Pembuatan, Akses dan Penggunaan DataMampu
melakukan pengumpulan, pemasukan, dan akses data pemakai
|
Akses dan Otorisasi InformasiMampu melakukan
pembuatan, akses dan distribusi informasi
|
Pelatihan, Pendidikan dan KeahlianMampu
melakukan pembuatan, akses dan distribusi keahlian
|
Integrasi Alur kerjaMemastikan integrasi ke
dalam sistem alur kerja
|
|
A. DATA
|
B. INFORMASI
|
C. PENGETAHUAN
|
D. PEKERJAAN
|
||
Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Terstruktur
|
||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar