Keamanan
Perbankan
Kasus
kriminal di dunia perbankan kembali mengemuka. Terkait banyaknya tindak
kejahatan, Bank Indonesia (BI) dan bank lainnya sempat melakukan beberapa
tindakan. Di antaranya memperketat rekruitmen pegawai bank, dan melengkapi
sistem keamanan kartu kredit atau ATM dengan PIN. Tapi sepanjang sejarah,
pelaku kejahatan selalu selangkah lebih maju. Para peretas telah menemukan cara
menghadapi generasi terbaru perangkat keamanan perbankan online yang dimiliki
bank. Setelah masuk ke situs nyata bank, pemegang rekening sebenarnya sedang
ditipu tawaran pelatihan dalam ‘upgrade sistem keamanan’ baru ini.
Uang nasabah kemudian berpindah dari akun nasabah ke peretas. Parahnya, proses
ini tersembunyi dari pengguna. Para ahli mengatakan, nasabah sebaiknya
mengikuti aturan resmi bank untuk menggunakan antivirus terbaru dan berwaspada. Perangkat seperti PINSentry dari
Barclays dan SecureKey dari HSBC yang memiliki bentuk menyerupai kalkulator
akan meminta pengguna memasukkan kartu atau kode untuk membuat kunci unik
setiap kali masuk rekening dan hanya berlaku selama 30 detik kemudian kunci
unik ini tak lagi bisa digunakan.
Metode
ini membawa keamanan banking ke tingkat baru dalam menghadapi pencurian
password. Tambahan pertahanan keamanan pun disediakan termasuk jika pengguna
komputer itu sedang dibajak informasi passwordnya. Metode ini masih menawarkan
tingkat perlindungan terbaik terhadap penipuan perbankan online. Meski perangkat chip dan pin
menyulitkan pekerjaan peretas, para peretas sendiri telah meningkatkan
permainan mereka. Kini, sebuah tes yang disaksikan BBC menunjukkan,
bahkan dengan anti-virus terbaru sekalipun, ancaman masih ada.
Tak ada risiko khusus untuk bank maupun individu. Dalam pengujian ini, sebagian
besar software keamanan web yang berada dalam pengaturan standar tak melihat
hal mencurigakan terhadap malware tak terlihat yang diciptakan di laboratorium
pengujian software. Ancaman
ini tak akan menyerang pengguna hingga pengguna itu mengunjungi situs tertentu.
Ancaman ini dikenal serangan Man in the Browser (MitB), malware yang
ada di browser, di antara pengguna dan situs web yang mengubah apa yang
terlihat dan mengubah rincian dari apa yang dimasukkan.
Beberapa versi MitB akan mengubah rincian pembayaran dan jumlah pembayaran
serta mengubah saldo di layar untuk menyembunyikan aktivitasnya. Melalui
perangkat keamanan tambahan, risiko penipuan hanya muncul untuk satu transaksi
dan hanya jika pelanggan jatuh pada tipuan ‘coba-coba. Tiap kali update baru malware
dilepaskan, butuh beberapa pekan bagi perusahaan keamanan untuk mempelajari
cara menemukannya serta mengetahui fitur umumnya.
Namun
ada satu perusahaan keamanan swasta mengaku, jika ancaman ini datang dari
sumber yang tak diketahui keamanannya dan mulai berkomunikasi dengan alamat web
yang tak ada dalam daftar hitam situs, virus ini berarti telah mengalahkan
perlindungan yang ada. Banyak pembuat produk mengatakan melalui tesnya, hal ini
tidak sah karena hanya diuji pada satu bagian dari perlindungan mereka. Mereka
menunjukkan, secar terus menerus, pembuat produk keamanan, mencari dan membuat
daftar situs, email dan sumber malware berbahaya. Sebagian
besar produk komputer yang paling aman akan memblokir jenis ancaman ini jika
pengaturan keamanan diposisikan ke titik maksimum.
Di sisi lain, tindakan ini akan memblokir
program yang sah juga.
Yang lebih membuat nasabah merasa tidak nyaman, kejahatan itu hampir selalu melibatkan orang dalam perbankan. Jika sudah demikian, sulit bagi nasabah untuk memberi kepercayaan penuh kepada perbankan. Nasabah berada pada posisi yang lemah untuk melindungi hartanya. Untuk itu tak ada kata lain bagi perbankan untuk selalu memperbarui sistem ke amanannya secara berkala. Tidak lagi menunggu terjadi kejahatan baru bertindak, tapi melakukan tindakan preventif untuk melindungi uang nasabah. Di sisi lain, nasabah juga harus selalu waspada.
Yang lebih membuat nasabah merasa tidak nyaman, kejahatan itu hampir selalu melibatkan orang dalam perbankan. Jika sudah demikian, sulit bagi nasabah untuk memberi kepercayaan penuh kepada perbankan. Nasabah berada pada posisi yang lemah untuk melindungi hartanya. Untuk itu tak ada kata lain bagi perbankan untuk selalu memperbarui sistem ke amanannya secara berkala. Tidak lagi menunggu terjadi kejahatan baru bertindak, tapi melakukan tindakan preventif untuk melindungi uang nasabah. Di sisi lain, nasabah juga harus selalu waspada.
Jangan
terbujuk rayu oleh iming-iming hadiah dari bank. Cara yang aman adalah selalu
mengecek jumlah rekening di bank dan memantau setiap perkembangannya. Sistem perbankan sebenarnya sudah
cukup kuat untuk mencegah terjadinya pembobolan oleh kalangan internal bank.
Tapi, faktanya, memang tidak bisa menjamin 100 persen. Beberapa kasus
pembobolan bank disebabkan lemahnya pengawasan perbankan. Sebenarnya,
data perbankan menunjukkan kejahatan perbankan melalui saluran elektronik mencapai
60 persen dan sisanya didominasi kejahatan pada pembobolan, pemalsuan deposito,
transaksi fiktif, cek palsu, vandalisme, atau merusak mesin Anjungan Tunai
Mandiri. Bank sebagai lembaga keuangan memang memiliki kemampuan untuk
mendistribusikan dana dari masyarakat ke berbagai jenis aset, seperti kredit
dan investasi pada aset-aset keuangan di pasar keuangan (saham, komoditas, dan
valas). Secara ideal, seharusnya bank memiliki proporsi investasi kredit lebih
besar dibandingkan dengan investasi pada pasar keuangan. Dalam kasus lain, nasabah menjadi
korban karena data mereka yang semestinya bersifat rahasia ternyata beredar di
mana-mana dan memunculkan sinyalemen terjadinya jual beli data di antara pelaku
perbankan. Di sinilah pentingnya menata kembali sistem keamanan perbankan.
SISTIM KEAMANAN BANK
YANG BAIK
Berbagai
layanan perbankan diberikan bank kepada nasabahnya demi kepuasan pelanggan.
Salah satunya layanan yang mulai banyak diirik masyakarat ini adalah layanan
internet banking. Dengan layanan ini,nasabah dapat melakukan berbagai macam
transaksi perbankan dengan lebih mudah , hanya dengan koneksi internet semata.
Hal ini mempermudah para nasabah, terutama mereka yang selalu sibuk dalam
mengelola keuangan mereka.
Penggunaan
akses internet dalam layanan ini mengharuskan keamanan data selalu terjaga dari
pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu layanan jenis ini
menggunakan berbagai metode keamanan untuk menjaga privasi dan data nasabah.
Pengamanan yang dilakukan biasanya meliputi penggunaan Secure Socked
Layer(SSL),kriptografi,kunci public,dan digital signature. Para
peretas telah menemukan cara menghadapi generasi terbaru perangkat keamanan
perbankan online yang dimiliki bank. Setelah masuk ke situs nyata bank,
pemegang rekening sebenarnya sedang ditipu tawaran pelatihan dalam ‘upgrade
sistem keamanan’ baru ini.
Uang
nasabah kemudian berpindah dari akun nasabah ke peretas. Parahnya, proses ini
tersembunyi dari pengguna. Para ahli mengatakan, nasabah sebaiknya mengikuti
aturan resmi bank untuk menggunakan antivirus terbaru dan berwaspada.
Perangkat
seperti PINSentry dari Barclays dan SecureKey dari HSBC yang memiliki bentuk
menyerupai kalkulator akan meminta pengguna memasukkan kartu atau kode untuk
membuat kunci unik setiap kali masuk rekening dan hanya berlaku selama 30 detik
kemudian kunci unik ini tak lagi bisa digunakan.
Metode
ini membawa keamanan banking ke tingkat baru dalam menghadapi pencurian
password. Tambahan pertahanan keamanan pun disediakan termasuk jika pengguna
komputer itu sedang dibajak informasi passwordnya. Metode ini masih menawarkan
tingkat perlindungan terbaik terhadap penipuan perbankan online.
Meski
perangkat chip dan pin menyulitkan pekerjaan peretas, para peretas sendiri
telah meningkatkan permainan mereka. Kini, sebuah tes yang disaksikan BBC menunjukkan,
bahkan dengan anti-virus terbaru sekalipun, ancaman masih ada. Tak ada risiko
khusus untuk bank maupun individu. Dalam pengujian ini, sebagian besar software
keamanan web yang berada dalam pengaturan standar tak melihat hal mencurigakan
terhadap malware tak terlihat yang diciptakan di laboratorium pengujian
software.
Dari
contoh diatas ada pula cara lain untuk menlindungi/meningkatkan keamanan sistem
di perbankan yaitu dari pihak bank misalnya melengkapi ATM dengan pengaman
tambahan seperti anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV, mengganti teknologi
kartu dari magnetic stripe ke chip card, memeriksa mesin ATM secara berkala,
terutama adanya pemasangan alat-alat penyadap PIN, meningkatkan monitoring
terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan, mengaudit sistem keamanan secara
rutin, mengedukasi dan mengingatkan nasabah akan pentingnya menjaga keamanan
PIN, menyiapkan strategi keamanan jangka pendek, menengah dan panjang.
Lalu
dari pihak nasabahnya sendiri : selalu waspada ketika bertransaksi di ATM untuk
memperhatikan apakah ada alat skimmer ataupun penyadap lainnya, selalu menjaga
kerahasiaan nomor PIN, mengupayakan bertransaksi di ATM yang ada di dalam
cabang bank, secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali, mengganti PIN,
memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang
jelas lebih aman
Pengamanan Bank dari Perampokan
1. Pengamanan
untuk mesin ATM.
a. Mesin
ATM baik yang di dalam bank maupun diluar bank, sebaiknya dikurangi volume
jumlah uangnya dan jumlah mesin ATM nya dari tiap-tiap kelompok ATM, misalnya
satu mesin ATM untuk perharinya hanya berisi kurang dari seratus juta rupiah
atau kurang.Dan dalam kelompok Mesin ATM tidak lebih dari 5 buah ATM untuk
mencegah terjadinya pembobolan ATM besar-besaran.
b. Pada
Box penyimpan uang diberi chip seperti chip telepon seluler yang bisa dideteksi
melalui satelit dimana keberadaanya, dan chip ini selalu diaktifkan sejak box
penyimpan uang itu diaktifkan di mesin ATM, sehingga sewaktu-waktu terjadi
perampokan dan berhasil membawa kabur box penyimpan uang ini, bisa dilacak
keberadaanya sehingga mempermudah pelacakan.
c. Mesin
ATM diberi sinyal otomatis yang memberikan tanda ke bank pusat atau ke saluran
Kepolisian secara otomatis bila terjadi benturan keras pada mesin, misalnya
terjadi pemukulan, pembongkaran, pengelasan, atau suara gaduh karena adanya
usaha merampok mesin ATM, sehingga tidak menunggu lama setelah sinyal terkirim
maka kepolisian terdekat bisa mengeceknya kelokasi secara langsung.
d. Mesin
ATM diberikan alarm keras yang terhubung dengan pengeras suara atau speaker,
bila terjadi pemutusan perkabelan,pemecahan kamera atau suara gaduh,pemukulan
benda keras dan sebagainya atas usaha perampok dalam membongkar mesin
ATM.sehingga bisa mengundang pehatian orang disekitarnya.
Dalam
mengelola data dan informasi bank, selain keakuratan dan kecepatan, aspek
keamanan harus dipertimbangkan. Aspek tersebut sangat penting mengingat bahwa
sebagian besar data bank adalah data keuangan yang dimiliki pihak eksternal
yang jumlah dan lalu lintas datanya sangat fluktuatif dan cepat. Keberhasilan
dalam pengamanan data tersebut akan meningkatkan kredibilitas bank sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trust), meningkatkan peranan bank
sebagai instrumen moneter dalam lalu lintas pembayaran giral yang dari sisi
perusahaan dipandang sebagai lembaga yang profit oriented, dan dapat mencegah
kerugian yang akan mempengaruhi kondisi keuangan bank yang bersangkutan.
SISTEM APLIKASI PERBANKAN
Pengertian sistem aplikasi perbankan adalah
penggunaan komputer dan alat-alat pendukungnya dalam operasional perbankan yang
meliputi pencatatan, penghitungan, peringkasan, penggolongan, dan pelaporan
semua kegiatan di bidang perbankan. Kegiatan tersebut bisa meliputi
administrasi, akuntansi, manajemen, pemasaran, atau bidang lain yang mendukung
kegiatan perbankan.
Sistem Aplikasi General Ledger bersifat
Integrated banking operational system dengan memakai jaringan kerja komputer
yang saling berhubungan dengan seluruh kegiatan operasional aplikasi perbankan.
Yakni, mulai dari proses pembukuan sampai dengan pelaporan keuangan bank serta
penerapan sistem On Line antar-bagian atau antar-cabang.
Sistem yang lainnya adalah sistem informasi
nasabah (customer information system). Seperti sudah dikemukakan dalam modul
pelatihan sebelumnya, sistem aplikasi perbankan terpadu sebenarnya terdiri dari
berbagai subsistem atau modul-modul yang saling berhubungan satu sama lain.
Jika seluruh aktivitas bank sudah menggunakan sistem aplikasi maka jumlah
subsistem atau modul aplikasinya akan semakin banyak.
KASUS PEMBOBOLAN MESIN ATM
Berawal dari kasus penjebolan mesin ATM BCA di
Bali. Nasabah tiba-tiba kehilangan uang tanpa melakukan transaksi. Penjebolan
ATM atau skimming sebenarnya sudah lama terjadi, tidak hanya
di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Bank-Bank di seluruh dunia terus
berusaha menanggulangi kejahatan seperti ini. Yang jelas sistem keamanan harus
bisa melampaui kelihaian para kriminal. Menurut Yanuar Rizky, pakar perbankan
Indonesia, saat ini ada krisis kepercayaan nasabah dan bank-bank di Indonesia
seharusnya mulai memperbaiki sistem keamanannya.
- Sistemik
Yanuar menjelaskan ada dua masalah inti yang
mengawali banyaknya pembobolan bank semacam ini di Indonesia. Pertama adalah
kurang diurusnya sistem perbankan. Dengan adanya kejadian seperti ini, inilah
saatnya otoritas mengurus sistemik itu. Ini disebut sistemik real, karena kalau
bank saja tidak dipercaya masyarakat krisis akan berlanjut ke masalah krisis
perbankan seperti yang ditakutkan sekarang ini.
Menurut Yanuar, seharusnya sekarang sudah ada
pernyataan dari pemerintah atau Lembaga Penjamin Simpanan, bahwa masyarakat harus
tenang. Jika uang hilang karena pembobolan, pasti akan dijamin dananya kembali.
- Infrastruktur
Masalah kedua adalah dunia perbankan Indonesia
harus memperkuat infrastrukturnya. Jika melihat banyaknya kejadian seperti
pembobolan ATM, Yanuar menjelaskan perbankan Indonesia sebaiknya segera
dilakukan audit sistem teknologi yang diterapkan seluruh perbankan. Kartu ATM
yang ada saat ini masih belum cukup aman dari penggandaan kode rahasia.
Jika ingin lebih aman, seharusnya digunakan chip
dalam kartu. Namun untuk menambahkan chip dalam kartu dibutuhkan dana yang
besar, karena harganya mahal. Namun jika bank-bank Indonesia lebih peduli
keamanan nasabah dari pada biaya produksi kartu dan strategi pemasaran luas,
maka seharusnya kartu ATM bisa dibuat dengan sistem pengamanan yang lebih
memadai.
Semakin majunya
teknologi di dunia transaksi perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis
komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani
nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan
oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena
bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan sekarang sudah bisa
mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak
diterapkan bank.
Trend
Produk Sistem Informasi Perbankan Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki
produk dan layanan:
A. Tabungan
B. Deposito
C. Giro
D. Kartu
Debit
E. Kartu
Kredit
F. Perdagangan
Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
G. Trend
Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik
menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit
Access Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat
perbelanjaan. Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi
2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik
8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta.
Dari jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui
ATM, dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan
transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
H. Mengecek saldo
I. Fasilitas Pembayaran:
·
Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
·
Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed
collect)
·
Pembukaan dan pengecekan L/C
A.
Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan
futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin lama makin
digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan
kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line. Dipicu oleh perkembangan Internet,
makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan
kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan
berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking. Saat ini standar layanan
ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America
(BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time,
namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
Packet S/W (Windows)
gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less. Packet software keuangan
(Quicken, MoneyOne, BankNow) Packet
Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat
dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya. Kesemua software bantuan
tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki
oleh setiap Bank. Ketersediaan
Teknologi dan Dampaknya Perkembangan
teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu
oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi
Telematika.
Paradigma diatas
sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri
perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga
jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka. Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi
serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati
ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan
pertumbuhan bisnisnya. Berikut
diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan
media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan
setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen
operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan
International Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang
dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas
mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan
komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat
bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi
kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya
(private network).
C. Extranet
Jaringan
komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk
saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan
pelaku bisnis lainnya.
D. World Wide
Web (www)
Entitas yang
paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas dan
kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links
“hypertext”.
Dengan entitas ini
memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat mendapat akses
informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah
informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E. e-
commerce
Merupakan aplikasi
perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang menjadikan setiap
individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara digital ke
perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya
saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business
to Business
2. Business
to Customers
Agar keduabelah
pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus dibangun 2
sistem yang terintegrasi:
1. Interactive
order entry and processing
Menjamin
tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace),
Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet
yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line antara pembeli ke Bank
atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi persyaratannya
(e-fulfillment).
Fasilitas ini
menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail,
pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
F. e- retail
Forrester Research,
November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui internet akan mencapai USD 92
juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur internet telah memantapkan diri
sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan
e-retail meliputi:
a. Pengembangan
model bisnis
b. Disain situs
WEB
c. Pengembangan
dan manajemen kontent
d. Kemitraan dan
aliansi
e. Akusisi
pelanggan
f. Desain rantai
persediaan
g. Model pemenuhan
pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana
skalabilitas
i. Integrasi dan
eksekusi balik layar (back end)
j. Cara
mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi jangka
panjang
Beberapa hal
perbedaan e-retail dengan retail konvensional :
1.
Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2.
Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3.
Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan
permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4.
Kemantapan eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen
juga menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci
pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1.
Kesempurnaan operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi
perubahan atas upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2.
Terobosan dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari
tiap proses.
3.
Menciptakan kerjasama baru
4.
Mengolola kompleksitas dalam waktu seketika
5.
Mengoptimalisasi hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima
kekuatan diatas akan sangat membantu dalam mengimplementasikan strategi rantai
persediaan, antara lain menyegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan dan
merencanakan sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jaringan logistik agar
mencapai kesempurnaan e-retailing.
G. e-
government
Sistem informasi
pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol untuk meningkatkan
pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan murah. Contoh aplikasinya
meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
H. e-
resourches
Suatu bentuk
Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi Sumber
Daya Alam (SDA) yang saat ini masih diimplementasikan dibidang kelautan, dimana
Pemerintah selaku pemegang hak pengelolaan membuat situs Internet tentang
seluruh kandungan kekayaan alam, kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan
tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi
hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara on-line
ke Bank.
I. LAN
–sharing
Merupakan
teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan bersama-sama
baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan pembatasan-pembatasan
penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan data base masing-masing
pengguna.
J. Portal
Pintu gerbang bagi
pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk pencarian, bertukar informasi,
memperoleh informasi tertentu secara up to date hingga melaksanakan transasksi
berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan
yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi di atas bukan hanya
mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan banyak manfaat dalam menata
ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai
alat strategis untuk membangun berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan
yang cenderung semakin terbuka dan meng-global.
Tabel di bawah
menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi yang langsung berpengaruh
terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi perusahaan.
Enterprise
Solutions Framework
SISTEM INFORMASI
PERBANKAN SYARIAH
Dalam melakukan
kegiatannya perbankan syariah bekerja sama dengan bidang teknologi informasi
untuk membangun sistem informasi perbankan syariah dengan membuat aplikasi
khusus yang dapat mempermudah semua proses-proses transaksi yang ada
diperbankan syariah yang salah satunya adalah proses transaksi jual beli salam.
Dan sudah menjadi sesuatu yang sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah
aplikasi teknologi perbankan syariah itu baik atau lebih baik dari aplikasi
yang lain (Zachman, John A., A framework in information systems Architecture,
New York: IBM Systems Journal 26, No.23, 1999 ). Tetapi seorang ahli
teknologi informasi Eropa menerangkan bahwa aplikasi yang baik harus memenuhi
beberapa persyaratan penting dan saling berhubungan, yaitu:
a. Sifat Operasional
Aplikasi ( Product Operation )
Untuk melihat
sifat operasional aplikasi, hal-hal yang diukur adalah berhubungan dengan
teknis analisis perancangan aplikasi dan arsitekturnya. Seorang pakar Inggris
bernama McCall merumuskan kualitas Product Operation sebagai berikut:
1. Correctness, yaitu
s ejauh mana suatu aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari users.Dalam
hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal
maupun eksternal ( vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis ( business requirement ).
Dalam hal ini mereka harus mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan
antara arsitektur bank konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2. Reliability yaitu
kemampuan sebuah aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan fungsinya dan
ketelitian yang akurat;
3. Efficiency yaitu
seberapa besar kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang saling
berkaitan untuk memudahkan user membuat turunan produk, interfacing antar
modul sertainterfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin dihubungkan
untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu
sejauh mana akses ke aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat
dikendalikan, seberapa tinggi akurasi dan tingkat security yang
dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor
ini menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari, menggunakan
dan mengerti output yang dihasilkan.
b. Kemampuan
aplikasi dalam menjalani perubahan ( Product Revision )
Dalam perjalanan
suatu usaha senantiasa terdapat perubahan-perubahan baik dari sisi strategi
maupun perubahan yang diakibatkan oleh regulasi. Oleh karena itu ada beberapa
faktor pokok yang harus dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu
usaha untuk menemukan perbaikan dari kesalahan ( error ) maupun usaha
untuk melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu
usaha yang diperlukan untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap aplikasi
yang berhubungan dengan hal-hal operasional;
3) Testability yaitu
usaha yang diperlukan untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah sesuai
dengan kebutuhan bisnis ( business requirement ), comply dengan
regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap
lingkungan baru ( Product Transition ).
Percepatan TI
semakin hari terasa semakin cepat, perubahan-perubahan terjadi mulai dari operatingsystem yang
hampir setiap tahun mengeluarkan versi baru, software pendukung, delivery
channelmaupun hardware yang terus dikembangkan untuk mengembangkan
aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery channel
merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pengembangan bisnis
di masa depan, mengingat arah perbankan dunia menuju sistem Cyber Banking (bank
maya). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan pengujian terhadap
aplikasi, apakah aplikasi yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan
aplikasi lain dalam platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara
langsung maupun dengan perantara perangkat lain (middleware).
Aplikasi
pembiayaan salam diperbankan syariah pada umumnya dibuat untuk melakukan
pencatatan transaksi atau produk salam itu sendiri. Serta untuk mengolah data
yang diperlukan dalam pembiayaan syariah agar terkomputerisasi dan lebih akurat
sehingga tidak akan mengalami human error atau redudansi data. Aplikasi ini
juga didukung dengan teknologi internet agar dapat diakses secara online oleh
petugas dibagian-bagian yang bersangkutan.
Dalam bidang
pemasarannya semua lembaga perbankan syariah juga membangun website khusus
untuk melakukan proses e-banking untuk memberikan kemudahan kepada nasabahnya
dalam bertransaksi dan memperoleh informasi tentang perbankan syariah maupun
produk-produknya.
DAMPAK TEKNOLOGI
INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi
dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan
sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang
dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan,
itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh
suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan
penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern
perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap
customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua
produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang
terjadi dalam dunia perbankan adal ah bagaimana memberikan produk yang serba
mudah dan serba cepat.
Salah satu bank
yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana dengan
asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal
pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas
internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan
tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada
data centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.
Memang kendala
yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya teknologi
informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh
vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor – vendor
pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita
tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi
tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena
mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas
ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang
dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan
kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up
to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah
bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat
teratasi.
Sebagai contoh,
dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank Indonesia,
hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko kredit yang mungkin
muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank
padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up
to date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real
time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan, karena
hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam
memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet
otomasi (ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya
dalam melakukan transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau
bisnis perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di
dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang
terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu
teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang memadai. Jika
sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi
suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak
terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi
tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan
korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya
manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut mempunyai features yang
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem
teknologi informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang
bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam
dunia perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk
pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat
sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih karena
memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur
sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari banyak channel
untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture) yang banyak
terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah
sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya digunakan
untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih canggih
dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya untuk
menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI kalah
canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak channel-nya
bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan
lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk
baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan
ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke
nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat
terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk
memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan
perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan
tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah
bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang
bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana
penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak mungkin
melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena masing-masing
aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda.
Beberapa bank tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing
jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk
jenis layanan itu. Capital market instruments relatip lebih mudah
diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi
produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan
di meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua
layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah
yang memerlukan.
Berbagai kasus di
atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan dengan baik
memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank mempunyai
akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya
dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi
yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang
mendukung produk dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna.
Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan, penerapan
teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan keseuaian target
korporasi dari perbankan.
Sistem Keamanan Bank Indonesia
Selama ini kita selalu melihat begitu banyak bank yang menawarkan jasa untuk jasa penyimpanan berupa uang, surat-surat penting ataupun juga logam mulia. Namun apakah bank mempunyai sistem keamanan yang mutakhir atau canggih sehingga tidak dapat dengan mudah orang lain mengambil harta kita? ternyata pada kenyataannya dunia perbankan nasional diguncang oleh kasus pembobolan oleh orang dalam bank itu sendiri, sebagaimana dilakukan Melinda Dee melalui tempat kerjanya, Citibank Jakarta, dan Farah Anissa Yustisia di Bank Mandiri Cabang RSUP Dokter Kariadi Semarang. Padahal belum lama berselang, publik dikejutkan oleh kasus pembobolan ATM Bank Central Asia (BCA). Cara mereka melakukannya ialah dengan trik yang sangat mudah, mereka memanipulasi data dan mengalihkan dana nasabah ke rekening mereka. Tersangka menggunakan trik menyulap blangko investasi kosong yang ditandatangani nasabah untuk pencairan dana. Dengan mudah para nasabah mengikuti permainan tersangka karena kepercayaan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun. Begitu mudahnya orang dalam membuat kejahatan yang sangat berat karena hukum di Indonesia yang sangat lemah terhadap keamanan penyimpanan harta. Adapun yang menjadi dasar pelaku melakukan kejhatan tersebut ialah:
Pertama, rusaknya fungsi hukum sebagai rambu-rambu kejahatan.
Selama ini tidak ada hukuman berat terhadap pelaku pembobol bank sehingga kemudian beredar pemeo di kalangan pembobol bank, ”Kalau membobol bank jangan tanggung-tanggung. Yang besar sekalian. Setelah itu cukup keluar beberapa miliar rupiah untuk oknum penegak hukum maka semuanya akan beres.”
Kedua, lemahnya sistem pengawasan Bank Indonesia (BI) mengingat keterbatasan SDM sehingga mereka mengalami kesulitan mengawasi kantor-kantor cabang terutama di daerah-daerah, meskipun di daerah itu terdapat kantor perwakilan BI. Dalam hal ini, ban
k sentral itu mestinya bisa menggunakan instrumen forum bankir di daerah untuk memperbaiki kontrol internal bank.
Ketiga, lemahnya koordinasi BI pusat dan daerah. Fungsi monitoring BI hanya mengandalkan laporan bank itu. Akses BI ke informasi bank sangat terbatas sehingga jika terjadi pembobolan, sudah terlambat bagi BI untuk melakukan sesuatu. Kondisi inilah yang perlu dibenahi, artinya ke depan BI tidak boleh hanya mengandalkan laporan dari bank, namun harus proaktif menggali informasi di luar laporan bank.
Pada akhirnya kejadian tersebut membuat masyarakat kehilangan kepercayaan pada perbankan, padahal perbankan ialah lembaga urat nadi perekonomian. Aksi yang dilakukan
Malinda Dee, yang menjebol dana nasabah Citibank, hanya satu dari sekian kasus pembobolan rekening nasabah yang terjadi di Indonesia.
Daftar Pusaka
1.
http://karinarisaf.blogspot.co.id/2012/04/sistem-keamanan-bank.html
2.
http://ahmad-keindahandunia.blogspot.co.id/2012/06/sistim-keamanan-bank-yang-baik.html
3.
http://melan-oktavia.blogspot.co.id/2012/03/sistem-keamanan-bank.html
4.
https://boyleonardo.wordpress.com/2012/04/12/makalah-teknologi-sistem-informasi-perbankan/
5. https://tubagusfahmi.wordpress.com/2012/03/25/sistem-keamanan-bank-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar