Share PENDAHULUAN.pdf - 24 KB
TUGAS 2 SIA
Selasa, 17 November 2015
tugas 2 SIA (Sistem Informasi Akutansi )
https://drive.google.com/drive/my-drive
assalamualaikum ibu maaf tugas sistem informasi akutansi saya taruh di google drive dan link nya ada diatas
assalamualaikum ibu maaf tugas sistem informasi akutansi saya taruh di google drive dan link nya ada diatas
Kamis, 05 November 2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Pada umunya badan usaha dalam kegiatan usahanya menerapkan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang guna mencapai efektifitas pengedalian persedian barang dengan dihasilkannya informasi persediaan barang yang berkualitas.Salah satu bentuk kegiatan usaha yang menerapkan Sistem Informasi Akuntansi persediaan barang dalam menjalankan aktivitas operasi usahanya adalah perusahaan distributor.
Menurut Peraturan Mentri Perdagangan Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 pengertian distributor adalah : “ perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri berdarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang / jasa yang dimiliki/dikuasai. Karena menyediakan berbagai macam barang dengan jenis, bentuk, merk, ukuran, harga dan sifatnya yang berbeda-beda, barang dagang pada perusahaan ini rentan terhadap berbagai kerusakan, keusangan, kelebihan maupun kekurangan persediaan serta kehilangan.
Kehilangan dan kerusakan akan barang dagang merugikan perusahaan karena secara otomatis mengurangi jumlah persediaan barang dagang perusahaan yang berdampak kepada pengurangan profit yang seharusnya diterima perusahaan. Selain itu akan menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen dan pihak lainnya yang berkepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini tabel data persentase data kehilangan barang dari perusahaan CV. Tri Multi Manunggal.
Berdasarkan paparan permasalahan diatas maka perusahaan perlu mempunyai suatu pengendalian Internakan persediaan barangnya. Pengendalian Intern suatu perusahaan merupakan segala upaya yang dilakuan perusahaan untuk mengarahkan seluruh kegiatan agar tujuan perusahaan dapat dicapai secara efektif, efisien dan ekonomis, segala sumber daya dapat dimanfaatkan dan dilindungi, data dan laporan dapat dipercaya dan disajikan secara wajar, serta ditaatinya segala ketentuan yang berlaku.
Dengan adanya pengendalian yang baik dan teratur dalam mengelola persediaan barang dagang, pimpinan perusahaan akan memperoleh laporan–laporan yang bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas perusahaan, juga membantu dalam mengambil kebijakan keputusan maupun pertanggung jawaban dalam memimpin perusahaan.
Pengendalian intern atas persediaan barang diharapkan dapat menciptakan aktivitas pengendalian terhadap perusahaan yang efektif dalam menentukan jumlah persedian optimal yang dimiliki perusahaan, mencegah berbagai tindakan pelanggaran dan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, pelanggaran atas kebijakan yang ditetapkan atas persediaan, serta memberikan pengamatan fisik terhadap persediaan barang dari pencurian dan kerusakan. 2.3 Implementasi Akuntansi Biaya
Dalam proses produksi bahan baku tempe yang dilakukan oleh keripik tempe “Ainier” ini adalah membutuhkan bahan baku berupa kedelai 200 kilogram @ Rp 5.600,-/kg dan ragi 400 gram sebesar Rp 5.000,-. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pembuatan tempe ini adalah 2 orang yang umumnya mereka bekerja dari jam 08.00 sampai jam 14.00 atau sekitar 6 jam dengan gaji setiap harinya adalah Rp 45.000,-. Dalam tahapan ini dibutuhkan waktu selama 4 hari untuk membuat tempe namun mereka hanya bekerja pada 2 hari kerja yaitu hari proses pengolahan kedelai sedangkan 2 hari sisanya mereka tidak bekerja karena menunggu kedelai yang telah diragi tadi menjadi tempe. Karena pada tahapan ini mereka hanya bekerja 2 hari kerja maka total biaya tenaga kerja langsung dalam tahapan ini setiap sekali proses produksinya adalah Rp 180.000. Mengenai biaya FOH di departemen ini, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diperkirakan bahwa biayanya adalah biaya utilitas 100.000, biaya kompor 150.000 untuk 5 tahun, biaya peralatan masak 300.000 untuk 5 tahun dan biaya minyak gas untuk merebus kedelai satu kali proses produksi sebesar 100.000.
Dalam proses pemotongan tempe hanya dibutuhkan biaya tenaga kerja sebanyak 1 orang dengan biaya tenaga kerja langsungnya adalah Rp 45.000,-/hari kerja, karena dalam satu kali proses produksi hanya butuh satu hari untuk proses pemotongan maka biaya yang dikenakan di departemen tahapan ini adalah Rp 45.000,-
Untuk departemen atau bagian proses penggorengan tempe setiap kali proses produksi tempe dibutuhkan bahan baku berupa tepung sekitar 20 kg sebesar Rp 75.000,-, kanji sekitar 30 kg sebesar Rp 150.000,- dan bumbu-bumbu sebesar Rp 75.000,-. Untuk tenaga kerjanya pada tahapan ini butuh 1 orang pembumbu dan 2 orang penggoreng, total 3 orang dengan bayaran masing-masing Rp 45.000,- per harinya, karena di dalam satu kali proses produksi, tenaga kerja ini hanya dibutuhkan 1 hari kerja maka total biaya tenaga kerjanya adalah Rp 135.000,- Dalam departemen ini menurut pengamatan saat proses, dibutuhkan biaya FOH seperti minyak goreng 17 kg sebesar 100.000,
kompor gas 250.000 untuk 5 tahun, gas 75.000 untuk satu kali proses produksi, peralatan masak 150.000 untuk 5 tahun dan utilitas 50.000.
Di departemen atau tahapan proses akhir hanya dibutuhkan bahan baku plastik untuk pembungkus seharga 50.000 dan biaya FOH berupa mesin press seharga 500.000 yang ditaksir memiliki umur ekonomis sampai 10 tahunan. Selain itu masih ada 3 orang pekerja yang membungkus tempenya dimana gaji mereka dihitung sebesar Rp 150,00 / bungkusnya.
Mengenai barang jadi yang dihasilkan oleh keripik tempe “Ainier” ini adalah sebesar 50 kilogram keripik tempe dengan bervariasi rasa dan ukuran kemasan setiap sekali proses produksinya. Menurut pemiliknya, usaha ini mampu laris dan terjual karena keuntungan yang ditargetnya hanya sebesar kira-kira 30% dari total biaya kumulatifnya. Harga jual keripik tempenya tersebut adalah tetap tergantung pada ukurannya bukan pada jenis rasanya.
Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individu
Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue, 1995). Wuryaningrum (2007) menyatakan bahwa teknologi informasi yang diimplementasikan dalam organisasi seharusnya dapat memberikan manfaat pada kinerja individu dan organisasi serta memberikan kenyamanan bagi pemakainya. Teknologi informasi yang dapat memberi manfaat bagi kinerja individu dan organisasi adalah teknologi informasi yang dapat diterapkan dengan mudah.
Keberhasilan sistem juga tergantung pada sikap dan kepercayaan pemakai sistem terhadap sistem informasi, yang tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Goodhue dan Thomson (1995) menyatakan bahwa kesesuaian tugas dengan teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Penerapan sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai tidak akan memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja individu.
Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Goodhue (1995) yang mencoba mengukur keberhasilan sistem informasi yang diimplementasikan dalam organisasi/perusahaan dengan menggunakan evaluasi pemakai. Model ini merupakan pengembangan dari
penelitian yang dilakukan oleh Gooodhue dan Thompson (1995) yang sebelumnya mencoba melihat hubungan teknologi informasi dengan kinerja (technology to performance chain/TPC). Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa teknologi dalam sistem informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individu jika teknologi tersebut dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan tugas yang didukungnya.
Salah satu konsep yang menjelaskan mengenai dampak teknologi informasi terhadap kinerja adalah pandangan yang berbasis pada sumber daya (resource based view) dari sebuah organisasi, yang menghubungkan kinerja dari organisasi dengan sumber daya-sumber daya serta keahlian-keahlian yang sesuai dengan kebutuhan organisasi (Barney, 1991 dalam Djatikusumo, 2005). Teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki organisasi tersebut.
Organisasi hendaknya selalu melakukan pengembangan SDM untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi SDM mengenai teknologi informasi. Tjhai Fung Jen (2002) dalam Almilia dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa kinerja teknologi informasi akan lebih tinggi apabila organisasi mengadakan program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai. Pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki SDM sangat diperlukan dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi pada suatu organisasi.
Penelitian ini bertujuan menguji adanya pengaruh penerapan system informasi akuntansi terhadap kinerja individu. Beberapa penelitian mengenai teknologi sistem informasi terhadap kinerja individu yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Jumaili (2005), Maulida Tri Astutik (2007). Hasil penelitian menyatakan bahwa sistem informasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja individu.
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris (Indriantoro dan Supomo, 2002). Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang terhadap Pengendalian Intern Persediaan Barang pada CV. Tri Multi Manunggal, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang yang meliputi Perangkat Keras (hardware), Perangkat Lunak (software), Manusia (brainware) , prosedur dan database pada CV. Tri Multi Manunggal dapat dikatakan baik dengan nilai 3,79. 2. Pengendalian Intern Persediaan Barang yang meliputi lingkungan pengendalian, penetapan resiko, aktifitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan dapat dikatakan baik dengan nilai 3,81. 3. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang dapat dikatakan berpengaruh terhadap Pengendalian Intern Persediaan Barang pada CV. Tri Multi Manunggal sebesar 75,70 % dalam Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Goodhue (1995) yang mencoba mengukur keberhasilan sistem informasi yang diimplementasikan dalam organisasi/perusahaan dengan menggunakan evaluasi pemakai.
Model ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Gooodhue dan Thompson (1995) yang sebelumnya mencoba melihat hubungan teknologi informasi dengan kinerja (technology to performance chain/TPC). Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa teknologi dalam sistem informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individu jika teknologi tersebut dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan tugas yang didukungnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arens, Alvin A, Elder dan Beasley, 2003.
2. Auditing, Prentice Hall, Inc New Jersey.
3. Azhar Susanto dan La Midjan, 2007.
4. Sistem Informasi Akuntansi I, Lingga Jaya, Jakarta. Azhar Susanto, 2004.
5. Sistem Informasi Akuntansi, Lingga Jaya, Jakarta
6. . Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007.
7. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba, Jakarta. Mudjarad Kuncoro. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi
8. .Jakarta : Erlangga. Moh Nazir, 2003.
9. Metode Penelitian, Ghalia, Jakarta. Mulyadi, 2002.
10.Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono, 2004.
11.Model Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Sugiyono, 2008.
12.Statistika Untuk Penelitian, CV.
13.rianbayristian.blogspot.co.id
Rabu, 30 September 2015
sistem informasi akutansi
soal
1. jelaskan yang dimaksud sistem informasi akutansi
2. . jelaskan peranan sia dalam rangkaian nilai value chain
3. jelaskan perbedaan ebisnis dan ecomers
4. jelaskan macam-macam sia
5. jelaskan sistem audit informasi berbasis computer
Jawaban
No. 1
Sistem adalah sekelompok
unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang
berulang kali atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang
berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi
syarat relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap.
Sistem Informasi adalah sebuah
sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani
segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri
sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang
dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
·
Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
·
Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
·
Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA
memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara
langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
SIA terdiri dari 3
subsistem:
·
Sistem pemrosesan transaksi
mendukung proses
operasi bisnis harian.
·
Sistem buku besar/ pelaporan keuangan
·
Sistem Penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari
laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup
menghasilkan laporan
keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak,dll.
No. 2
Peran SIA dalam rantai
nilai (value chain)
Rantai nilai memiliki
definisi suatu penggabungan dari dua aktivitas bisnis yaitu aktivitas utama (primary
activities) dengan aktivitas pendukung (supporting activities) untuk
membentuk keunggulan kompetitif(competitive advantage) yang dapat menambah
nilai perusahaan di mata pelanggan. Lima aktivitas utama(primary activities) dalam
rantai nilai yang secara langsung menambah nilai perusahaan di mata
pelanggannya:
Inbound logistics.Terdiri
dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan
oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.
Operations. Atau
operasi adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau
produk jadi.
Outbound logistics. Aktivitas-aktivitas
yang melibatkan distribusi produk jadi kepada para pelanggan.
Pemasaran dan
penjualan. Aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan sosialisasi jasa atau
produk perusahaan kepada pelanggan
Service. Atau pelayanan
merupakan aktivitas-aktivitas pendukung pelayanan kepada pelanggan seperti
pelayanan purna jual.
Sedangkan untuk
aktivitas pendukung (supporting activities) yang ada pada rantai
nilai antara lain:
Infrastruktur
perusahaan. Mengarah pada aktivitas-aktivitas akuntansi, keuangan, hukum dan
administrasi umum yang penting bagi perusahaan.
Sumber Daya Manusia.
Melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrytan,
pengangkatan, pelatihan, pemberian kompensasi dan fasilitas lain untuk
karyawannya.
Teknologi. Aktivitas
yang dapat mengembangkan produk dan jasa perusahaan seperti penelitian dan
pengembangan, desain produk, investasi IT.
Pembelian (purchasing).
Aktivitas yang melibatkan perolehan bahan baku, mesin dan bangunan yang digunakan
untuk aktivitas utama
SIA dapat menambah
nilai bagi perusahaan dengan cara memberikan informasi yang akurat dan tepat
waktu sebagai pendukung dari aktivitas utama, sehingga aktivitas utama dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Perancangan SIA yang baik dapat memberikan
beberapa hal positif pada rantai nilai perusahaan, misalnya:
Memperbaiki kualitas
dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa. Dengan adanya SIA
yang bagus perusahaan akan mendapat masukan informasi seperti standar penggunaan
bahan baku untuk produksi sehingga perusahaan tidak perlu menurunkan kualitas,
dan seandainya terpaksa menurunkan kualitas, SIA memberi dapat memberi masukan
penurun kualitas yang dapat ditoleransi perusahaan.
Memperbaiki efisiensi.
SIA yang dirancang dengan baik dapat membantu memperbaiki efisiensi suatu
proses dengan memberikan informasi yang tepat waktu, dan terkini, seperti
misalnya pembaruan informasi bahan baku sehingga perusahaan tidak perlu
menanggung terlalu banyak bahan baku di gudang.
Memperbaiki pengambilan
keputusan. SIA dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan dengan memberikan
informasi yang lengkap dan tepat waktu, seperti misalnya dengan melihat
perilaku konsumen yang akan berguna untuk penawaran produk atau paket yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Berbagi pengetahuan.
SIA yang dirancang dengan baik bisa mempermudah proses berbagi pengetahuan dan
keahlian, yang selanjutnya dapat memperbaiki operasi perusahaan dan bahkan
memberikan keunggulan kompetitif.
SIA dalam suatu
organisasi merupakan salah satu subsistem dari SIM yang bertugas sebagai
pengumpul data aktivitas, terutama yang bersifat keuangan untuk diolah menjadi
informasi. Namun karena kompleksnya aktivitas perusahaan terkadang dibutuhkan
sistem lain untuk mengumpulkan informasi terutama yang bersifat non keuangan,
seperti misalnya jam ketika penjualan berlangsung, usia konsumen yang paling
banyak menggunakan produk, data-data seperti ini yang mungkin tidak dicatat
oleh SIA. Dengan adanya sistem lain, tak jarang satu data yang sama disimpan
pada dua sistem yang berbeda, hal ini tentunya merupakan suatu pemborosan bagi
perusahaan, maka dari itu diperlukan pemahaman terhadap sistem pada umumnya dan
SIA pada khususnya agar dapat membuat suatu sistem dengan data yang saling
terintegrasi.
Peran Akuntan dan
hubungannya dengan SIA
Berbeda dengan
akuntansi keuangan, akuntansi manajerial atau perpajakan yang lebih berfokus
pada perannya sebagai penyedia informasi untuk membantu dalam pengambilan
keputusan, SIA lebih berfokus pada cara mengumpulkan data tentang aktivitas,
transaksi keuangan serta memastikan keandalan, ketersediaan dan keakuratan
informasi akuntansi dalam perusahaan.
Bahkan AICPA (American
Institute for Certified Public Accountant) menyediakan spesialisasi yang
dapat diambil oleh para CPA (Certified Public Accountant) yang
berfokus pada bidang sistem informasi dan teknologi yaitu CITP (Certified
Information Technology Professional).
Lebih lanjut IFAC (International
Federation of Accountant) mengidentifikasi empat peran akuntan sebagai
pengguna teknologi informasi yaitu akuntan sebagai pengguna, akuntan sebagai
manajer, akuntan sebagai konsultan, dan akuntan sebagai evaluator.
Berkaitan dengan peran
akuntan sebagai pengguna IFAC menyatakan bahwa akuntan perlu memahami tentang
arsitektur sistem informasi, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
pengolah kata(word processor), lembar kerja (worksheet), basis data (database) dan
ilmu akuntansi tentunya, karena SIA berperan besar mulai dari pencatatan
transaksi rutin perusahaan hingga ke pembuatan laporan eksternal.
Dalam perannya sebagai
manajer, akuntan bertanggungjawab dalam mengatur sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Seorang akuntan harus mengetahui proses bisnis
perusahaan serta tujuan perusahaan, dan peran SIA dalam mendukung proses bisnis
untuk mencapai tujuan perusahaan. Peran akuntan sebagai manajer merupakan hal
yang sangat penting karena akuntan memiliki kemampuan dalam memahami isi
laporan yang dihasilkan oleh SIA, terutama pada bagian intrepretasi laporan
yang akan disampaikan kepada berbagai jenis pengguna laporan.
Akuntan yang sudah
berpengalaman biasanya dapat memberikan berbagai jasa konsultasi, salah satunya
adalah sistem informasi. Pengalaman yang telah dikumpulkan selama
bertahun-tahun akan memberi nilai tambah berupa pengetahuan pada bidang
perancangan, pengumpulan data, instalasi, hingga modifikasi sistem akuntansi.
IFAC menekankan bahwa para perancang sistem harus memahami tugas-tugas, praktik-praktik
bisnis, sistem alternatif yang ada dan mampu mengintegrasikan pengendalian
internal, akuntan sebagai konsultan biasanya memiliki kemampuan tersebut.
Akuntan menyediakan
berbagai jasa sebagai evaluator terutama yang berfokus pada SIA, baik sebagai auditor
internal yang bertugas mengevaluasi berbagai unit dalam perusahaan terutama
dalam pencapaian tujuan dengan cara yang efektif dan efisien, atau
mengembangkan pengendalian internal dengan tujuan kepatuhan terhadap hukum yang
berlaku. Selain itu akuntan juga dapat berperan sebagai auditor eksternal yang
bertugas memberikan opini sebagai tanda kredibilitas perusahaan dalam
menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik
secara praktik yang berlaku umum maupun kepatuhan dalam hukum dan perundangan
yang berlaku, salah satu tugas akuntan dalam proses pemberian opini adalah
mengevaluasi keandalan dari SIA perusahaan.
No.3
Perbedaan antara E-COMMERCE dengan
E-BUSINESS
SUMBER: DIFFERENCE BETWEEN E-BUSINESS AND E-COMMERCE
Internet
telah membuat interaksi bisnis menjadi multi-aspek. Sekarang orang bisa
melakukan bisnis, seperti membeli sesuatu, bertransaksi, dan menjalankan
fungsi-fungsi bisnis melalui internet. Konsumen dan pemilik/pengelola bisnis
dapat mendapatkan dan melakukan apa yang mereka inginkan tanpa harus
meninggalkan beranjak dari tempat duduk, selama terhubung dengan internet.
Istilah e-business dan e-commerce seringkali terlihat dan digunakan
untuk proses yang sama. Namun demikian, meskipun berhubungan, keduanya memiliki
arti yang berbeda. Awalan “e” berarti “elektronik”, yang
berartikegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa pertukaran atau kontak
fisik. Transaksi diadakan secara elektronik atau digital, sesuatu dibuat
menjadi mungkin dengan pesatnya perkembangan komunikasi digital.
E-commerce berarti
transaksi bisnis melalui internet di mana pihak-pihak yang terlibat melakukan
penjualan atau pembelian. Transaksi yang dilakukan dalam e-commerce pada dasarnya melibatkan pengalihan (transfer)
atau penyerahterimaan (handing over) kepemilikan dan hak atas
produk atau jasa.
Secara
teknis, e-commerce hanya merupakan bagian dari e-businesskarena,
menurut definisi, e-business adalah semua transaksi bisnis online, termasuk penjualan
secara langsung kepada konsumen (e-commerce), transaksi dengan
produsen dan pemasok, dan interaksi dengan mitra bisnis. Pertukaran informasi
via database terpusat juga dilakukan dalam e-commerce.
Fungsi-fungsi bisnis hanya terbatas pada sumber daya teknologi.
E-commerce pada prinsipnya melibatkan pertukaran
uang dalam transaksi.E-business, karena lebih luas, tidak
terbatas pada transaksi yang bersifat keuangan (monetary). Semua aspek
dalam bisnis, seperti pemasaran, perancangan produk, manajemen pemasokan, dsb.,
tercakup
E-business lebih mengenai pembuatan produk besar,
ide kreatif dan pemberian layanan yang bermutu, perencanaan pemasaran produk
dan pelaksanaannya. Jadi, tentu saja, e-commerce merupakan bagian takterpisahkan dari
proses e-business,
namun dalam kerangka terbatas, e-commerce merupakan kegiatan menjual dan
membeli.
Ringkasan:
1. E-business lebih luas dalam lingkup dan e-commerce hanya merupakan satu aspek atau satu
bagian dari e-business.
2. E-commerce hanya mencakup transaksi bisnis
seperti membeli dan menjual barang dan jasa melalui internet.
3. E-commerce pada prinsipnya melibatkan perdagangan
uang sedangkan dalam e-business,
transaksi uang tidak diperlukan.
4. E-business melibatkan pemasaran, perancangan
produk, evaluasi layanan konsumen, dll.
No.4
1.
Pengertian & Ruang Lingkup Sistem informasi Akuntansi (SIA)
- Sistem teridiri dari 3 unsur yaitu : input, proses merupakan suatu aktivitas yang dapat mentransformasikan input output. Sedangkan output adalah tujuan atau sasaran.
- Informasi data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat.
- Akuntansi adalah proses
mengidentifikasi,mengukur,dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan
adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.
- Pengertian Sistem Informasi
Pada
dasarnya adalah sekelompok unsur, yang, saling terkait satu dengan yang
lainnya, sehingga dapat memproses data transaksi yang di butuhkan yang
berfungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan.
- Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi
Serangkaiaan kegiatan
administratif untuk menangani transaksi perusahaan, dilengkapi dengan
prosedure,dokumen dan jurnal serta laporan keuangan sebagai output.
2. perbedaan SIA & sistem informasi yang lain
SIA&SIM
- SIA mengumpulkan
mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi
keuangan, lebih kepada keuangan , pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak
luar perusahaan dan pihak ekstern.
- SIA yang efektif bagi keberhasilan jangka panjang organisasi manapun.
- SIA tersebut menyediakan beberapa informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan atas masalah-masalah yang lain.
- SIA mencakup pengendalian untuk memasiktikan keamanan dan ketersediaan data organisasi.
- SIA merupakan bagian dari SIM.
Sedangkan SIM
* SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi.
* SIM berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa.
* SIM Sub-unitnya didasarkan area fungsional dan tingkatan manajemen
Sumber:
http://www.gudangmateri.com/2010/07/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html
- SIA yang efektif bagi keberhasilan jangka panjang organisasi manapun.
- SIA tersebut menyediakan beberapa informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan atas masalah-masalah yang lain.
- SIA mencakup pengendalian untuk memasiktikan keamanan dan ketersediaan data organisasi.
- SIA merupakan bagian dari SIM.
Sedangkan SIM
* SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi.
* SIM berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa.
* SIM Sub-unitnya didasarkan area fungsional dan tingkatan manajemen
Sumber:
http://www.gudangmateri.com/2010/07/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html
http://ty000.wordpress.com/2009/10/30/perbedaan-sim-dan-sia/
3.SIA & SI Bisnis
perbedaan
S.I.A dan SISTEM INFORMASI PEMASARAN
perbedaan S.I.A dan SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Sistem informasi pemasaran (SIPEM) atau marketing Informasi system(MKTIS)
merupakan sistem informasi yang diterapkan di fungsi pemasaran. SIPEMmempunyai
enam komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum yaitukomponen
komponen input, model, output, basis data, teknologi dan kontrol.Perbedaan
komponen
komponen ini antar sistem
sistem informasi lainnya adalahkonteks letak dari
sistem
sistem informasinya. Misalnya untuk SIPEM ini, makakomponen
inputnya adalah input tentang data pemasaran, modelnya berupa modelpemasaran,
basis datanya merupakan basis data pemasaran dan outputnya adalahlaporan
laporan berisi informasi pemasaran. Komponen teknologi dan kontrol lebihbersifat
umum.Fungsi bisnis dalam pemasaran menitikberatkan pada perencanaan,
promosi,penjualan produk, pengembangan pasar, dan pengembangan produk baru
gunameningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian pemasaran
dianggapsebagai fungsi penting dalam operasi bisnis suatu perusahaan
no. 5
AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
Definisi Auditing
Merupakan
sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi
dan bersikap independen,mengenai perolehan dan penilaian atas bukti secara
obyektif,dilakukan dengan mengumpukan dan menilai atas bukti bukti
informasi yang dapat dikualifikasikan dengan tujuan menentukan tingkat
kesesuaian antara penyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
Pelaksanaan
audit ada dua yaitu:
a)
Audit Konvensional: dilakukan pada perusahaan yang belum menggunakan system
komputer
b)
Audit PDE/EDP(Electronic data Processing) audit: dilaksanakan pada
perusahaan yang unsure utama pengolahan datanya menggunakan system computer
Konsep
Audit
Dalam
pelaksanaan sebuah audit ,auditor termasuk dalam hal ini audit EDP harus
memiliki perencanaan dalam melaksanakan proses audit,dimana semuanya terkait
dengan verifikasi dan pengesahan yang bertujuan untuk membuktikan kevalidan
transaksi transaksi yang digunakan
Rangkaian
langkah pelaksanaan audit :
1.
Penggunaan langkah langkah yang sistematis
Sistematis
berarti bahwa langkah langkah yang disusun berdasarkan struktur yang
logis,terkait dengan maksud dan tujuan dari langkah langkah tersebut.
1.
Memperoleh bukti dan menilainya
Bukti
bukti yang dimaksud adalah semua data informasi,keterangan baik berupa dokumen
data maupun tata cara proses dan langkah proses yang terdapat dalam program
computer.
1.
Menilai Kesesuaian terhadap aturan
Dalam
pemyelenggaraan kegiatan usaha,suatu badan usaha diwajibkan untuk memenuhi
aturan aturan yang sudah ditetapkan,yakni mencakup aturan eksternal
perusahaan,undang undang maupun ketetapan pemerintah lainnya.Pada pengolahan
data berbantuan computer buti bukti juga harus didukung dengan pemeriksaan
terhadap system computer yang dipakai,file data serta alur kerja yang tedapat
dalam program.
1.
Laporan Hasil Pemeriksaan
Hasil
pemeriksaan teradap hal tertentu yang diaudit maka seorang auditor akan
disampaikannya sebagai sebuah Laporan Hasil Audit.Pada pengolahan data berbasis
computer laporan hasil Audit disertai dengan keterangan auditor mengenai
pemeriksaannya terhadap system computer maupun system maupun program program
yang diperiksanya.
1.
Perencanaa Audit
Rencana
pemeriksaan akan mempermudah dalam memeriksa langkah demi langkah dengan
sistematis dan benar sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pemeriksaan
tanpa arah yang tidak efektif dan tidak efisien. Tujuan dari penetapan sasaran
pemeriksaan adalah untuk mendapat informasi mengenai kewajiban hukum perusahaan
maupun hal hal peting lainnya.
Referensi
:Aspek Aspek EDP Audit pengendalian internet pada komputerisasi/Edi Purwono
;-Ed.I-Yogyakarta:Andi,
PERTANYAAN
DAN JAWABAN
1.
Q : Jelaskan definisi audit ?
A
: Merupakan sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang
memiliki kompetensi dan bersikap independen,mengenai perolehan dan penilaian
atas bukti secara obyektif,dilakukan dengan mengumpukan dan menilai atas
bukti bukti informasi berkenaan dengan tujuan menentukan tingkat kesesuaian
antara penyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
1.
Q :Sebutkan kriteria kriteria sebuah kegiatan audit?
A
:
§ Merupakan
proses yang sistematis & terencana untuk mengumpulkan dan menilai
bukti bukti mengenai aktifitas ekonomi suatu badan usaha
§ Dikerjakan
oleh seseorang berkeahlian khusus dan bekerja secara independen
§ Keahlian
dana independensi tersebut digunakan untuk menilai, menentukan serta melaporkan
tingkat kesesuaian antara aktifitas ekonomi yang diperiksa dengan criteria atau
ketentuan yang berlaku
§ Mengkomunikasikan
hasil pemeriksaaan kepada pihak pihak yang berkepentingan
1.
Q : Jelaskan konsep auditing?
A
: Dalam pelaksanaan sebuah audit ,auditor termasuk dalam hal ini audit
EDP harus memiliki perencanaan dalam melaksanakan proses audit,dimana semuanya
terkait dengan verifikasi dan pengesahan yang bertujuan untuk membuktikan
kevalidan transaksi transaksi yang digunakan
1.
Q : Jelaskan tujuan pelaksanaan audit dalam sistem
informasi?
A
:
1.meningkatkan
keamanan asset-aset perusahaan
2.
meningkatkan integritas data
3.
meningkatkan efektifitas system
4.
meningkatkan efisiensi sistem
1.
Q : Jelaskan perbedaan audit konvensional dan audit
EDP(Electric Data Process)?
A
: Perbedaan antara audit konvensional dan audit EDP terletak pada penggunaan
unsur pengolahan datanya.pada audit EDP sistem pengolahan datanya menggunakan
komputer,sedangkan pada audit EDP tidak
1.
Q : Jelaskan perbedaan audit finansial dan audit
operasional?
A
: Audit finansial pelaporan hasil auditnya berupa pemberian opini,sedang
operasional berupa saran saran perbaikan
1.
Q : Sebutkan langkah langkah pelaksaan audit?
A
:
§ Membuat
langkah langkah sistematis yang terstruktur dan terkait dengan maksud dan
tujuan
§ Memperoleh
bukti dan menilainya
§ Menilai
kesesuaian barang bukti dengan kriteria atau aturan aturan yang berlaku
§ Penyajian
laporan audit
1.
Q : Jelaskan hubungan antara audit dengan pengendalian
internal?
A
: Audit merupakan suatu upaya pengendalian internal yang dilakukan oleh
sebuah instansi perusahaan dengan maksud kontrol terhadap sistem
1.
Q : Jelaskan dampak perkembangan komputerisasi
terhadap pelaksanaan audit?
A
:
§ Perkembangan
computer yang sangat cepat
§ Prosenya
tidak dapat diikuti secara fisik
§ Data
tersimpan dalam bentuk dokumen fisik
1.
Q : Jelaskan perbedaan audit konvensional dan audit
EDP?
A
:
No
|
Perbedaan
|
Audit Konvensional
|
Audit EDP
|
1
|
Bukti pemeriksaan
|
Dokumen fisik
|
Dokumen fisik dan
penyimpanan data magnetik
|
2
|
Prencarian buktai
transaksi
|
Menggunakan metode
audit trail
|
Menggunakan program
pencarian dan pemeriksaan
|
3
|
Pengolahan Data
|
Kesalahan pada
pengolahan data manual tidak bisa tetap kesalahannya ,mengingat pengolahan
data secara manual
|
Petugas dapat berbuat
kesalahan secara tidak tertentu tahapnya apabila kesalahan ,maka akan
terjadi kesalahan yang sama berulang ulang selama kesalahan program belum
dibenahi tu tahapnya,sehingga
|
4
|
Faktor Kesalahan
dalam pegolahan data
|
Ada kemungkinan
kesalahan tidak terjadi lagi pada tahap berikutnya
|
Jika data yang
dipakai salah maka semua laporannya juga salah,tetapi tidsk dapat dilihat
secara langsung melalui laporan keuangan yang dihasilkan
|
Langganan:
Postingan (Atom)